Saatnya menggunakan e-money - Kepobanget.id -->

    Social Items


emoney indonesia
Pic By: Bukalapak.com
Seiring perkembangan zaman dunia semakin banyak berubah, saat ini kita telah masuk pada abad milinium dimana sebagian besar generasi penerusnya ialah para ‘gen milinial”. Di abad ke 21 ini peradaban manusia telah mengalami perubahan yang sangat besar salah satunya ialah teknologi yang semakin maju. Teknologi membawa perubahan dalam segala aspek dimana hal hal yang dulu sangat sulit dilakukan sekarang menjadi mudah dilakukan seperti misalnya sistem pembayaran dalam bertransaksi. 

Kita telah mempelajari ilmu sejarah (jaman SMP), dimana pada zaman “dahulu kala” orang-orang melakukan transaksi tidak dengan menggunakan uang seperti saat ini melainkan dengan apa saja yang dimilikinya (barang) sebagai alat tukar. Mereka menukar (barang) apa saja yang diinginkannya dari yang dimiliki orang lain menggunakan sesuatu yang dimilikinya (barang), aktivitas ini disebut dengan istilah barter. Namun karena ilmu manusia semakin lama semakin ‘tinggi” akhirnya aktivitas barter pun ditinggalkan dan digantikan dengan sesuatu yang memiliki nilai ekonomi (lazim #uang) sebagai alat tukar. (kalau nggak ditinggal manusia sekarang pada rugi, beli mie instan sebungkus ditukar sama laptop)😁

Uang pun memiliki perkembangan (bentuk) dari masa ke masa, hingga saat ini uang telah menjelma menjadi hanya berupa sebuah angka (digital) yang dapat digunakan untuk bertransaksi, uang digital / elektronik atau disebut e-money (bahasa inggris; uang elektronik).

Uang elektronik atau e-money adalah uang yang hanya dapat digunakan untuk bertransaksi lewat jalur internet melalui mekanisme media elektronik (Sumber: Wikipedia). Dalam penggunaannya e-money sangat praktis dan menguntungkan dimana e-money tersedia dari nominal terkecil. Mengapa menguntungkan? Karena dalam menggunakannya seseorang hanya perlu membayar sesuai dengan apa yang ditagihkan (hingga nominal terkecil), nilai dalam uang fisik sangat terbatas dari segi nominal yang tersedia, nilai uang fisik yang saat ini tersedia khususnya di indonesia nominal terkecilnya adalah Rp 100 dan yang terbesar adalah Rp 100.000. Jika dalam e-money nominal uang terkecil bisa sampai dengan Rp 0.1, karena e-money ditulis dengan angka digital tidak dalam bentuk fisik seperti uang fisik (Kertas / koin) pada umumnya.

Namun disamping kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan e-money, terdapat pula ancaman keamanan misalnya peretasan untuk tujuan merampok secara digital. Bisa dibilang sistem uang elektronik atau e-money saat ini sudah cukup aman tapi juga masih terdapat celah keamanan (bug) yang dapat dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mencuri atau merampok uang seseorang secara digital. 

Walau demikian ancaman tersebut berlahan mulai dapat dikendalikan karena sistem keamanan uang elektronik atau e-money sudah semakin membaik. Salah satu contoh sederhana e-money di indonesia adalah pulsa yang ada pada kartu sim card polsel, pulsa adalah data angka digital dari nominal nilai uang yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara digital misalnya membeli paket telfon, sms, atau quota internet. Contoh lainnya adalah dalam penggunaan kartu debit (ATM) / kredit, e-toll, e-ticket, kartu anggota (member card), perangkat NFC, aplikasi seluler (Smartphone), dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana dampaknya terhadap perekonomian suatu negara dalam hal ini indonesia dengan penerapan e-money yang semakin meluas dikalangan masyarakat? Dampak pertama yang didapat dari sistem e-money ini adalah penurunan jumlah uang fisik dalam masyarakat karena jumlah penggunaan e-money meningkat, dalam penggunaan uang fisik negara perlu mencetak uang dalam bentuk fisik (kertas / koin) menggunakan “kertas uang atau logam” yang mana bahan baku tersebut juga harus dibeli dengan harga yang mahal karena kualitasnya yang baik. Penggunaan e-money juga memiliki dampak terhadap kesiapan indonesia yang sedang bersiap menyambut era revolusi industri 4.0, yang mana akan lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital.

Baca juga: Revolusi Industri 4.0.

Dalam memproduksi uang fisik dapat dikatakan “terlalu banyak modal” yang harus dikeluarkan oleh negara sehingga uang elektronik atau e-money diharapkan dapat menjadi solusi terhadap pengeluaran biaya biaya tersebut. Dalam kajian “teroritis” penurunan permintaan jumlah uang fisik suatu negara juga berdampak terhadap penurunan suku bunga dalam pasar uang, hal tersebut dikarenakan masyarakat sudah mulai beralih menggunakan pembayaran non tunai (uang digital) atau e-money dan menyimpan uang-uang mereka pada bank dimana mereka menjadi nasabahnya (Sumber: kemenkeu.go.id).

Manfaat lain yang didapat dari penggunaan e-money adalah mengubah budaya “menunggu” atau antre saat melakukan transaksi karena masih menggunakan sistem manual dan menggunakan uang fisik belum lagi tentang uang kembalian yang kadang “tidak ada” lalu ditukar dengan permen, budaya ini akan “musnah” jika menggunakan transaksi e-money.
Dalam realita yang terjadi sekarang ini penggunaan e-money sudah sangat praktis, efektif, evisien, dan aman. Karena smartphone sekarang pun sudah dapat digunakan untuk bertransaksi secara online dan diawasi oleh otoritas jasa keuangan negara (OJK), banyak sekali aplikasi aplikasi yang bertebaran di pusat perbelanjaan aplikasi smartphone yang menawarkan keunggulannya masing masing dalam menyediakan fasilitas e-money. 

Penggunaan e-money pun telah diatur dalam peraturan Bank Indonesia Nomer 18/17/PBI/2016, E-money, dalam peraturan ini disebutkan bahwa dalam menggunakannya (e-money) pengguna / pemegang perlu menyetorkan nilai (uang) kepada penerbit lalu nilai uang tersebut akan disimpan dalam media penyimpanan (server / chip) dan selanjutnya e-money siap digunakan untuk bertransaksi.

Penyedia layanan e-money di indonesia sudah sangat banyak dimulai dari layanan perbankan, operator telekomunikasi, ecomerce, transportasi online, startup digital finansian technology (fintech), dan sebagainya yang memiliki fasilitas e-money sebagai sarana transaksi nasabah / penggunanya (Sumber: kemenkeu.go.id).

- ky

Saatnya menggunakan e-money


emoney indonesia
Pic By: Bukalapak.com
Seiring perkembangan zaman dunia semakin banyak berubah, saat ini kita telah masuk pada abad milinium dimana sebagian besar generasi penerusnya ialah para ‘gen milinial”. Di abad ke 21 ini peradaban manusia telah mengalami perubahan yang sangat besar salah satunya ialah teknologi yang semakin maju. Teknologi membawa perubahan dalam segala aspek dimana hal hal yang dulu sangat sulit dilakukan sekarang menjadi mudah dilakukan seperti misalnya sistem pembayaran dalam bertransaksi. 

Kita telah mempelajari ilmu sejarah (jaman SMP), dimana pada zaman “dahulu kala” orang-orang melakukan transaksi tidak dengan menggunakan uang seperti saat ini melainkan dengan apa saja yang dimilikinya (barang) sebagai alat tukar. Mereka menukar (barang) apa saja yang diinginkannya dari yang dimiliki orang lain menggunakan sesuatu yang dimilikinya (barang), aktivitas ini disebut dengan istilah barter. Namun karena ilmu manusia semakin lama semakin ‘tinggi” akhirnya aktivitas barter pun ditinggalkan dan digantikan dengan sesuatu yang memiliki nilai ekonomi (lazim #uang) sebagai alat tukar. (kalau nggak ditinggal manusia sekarang pada rugi, beli mie instan sebungkus ditukar sama laptop)😁

Uang pun memiliki perkembangan (bentuk) dari masa ke masa, hingga saat ini uang telah menjelma menjadi hanya berupa sebuah angka (digital) yang dapat digunakan untuk bertransaksi, uang digital / elektronik atau disebut e-money (bahasa inggris; uang elektronik).

Uang elektronik atau e-money adalah uang yang hanya dapat digunakan untuk bertransaksi lewat jalur internet melalui mekanisme media elektronik (Sumber: Wikipedia). Dalam penggunaannya e-money sangat praktis dan menguntungkan dimana e-money tersedia dari nominal terkecil. Mengapa menguntungkan? Karena dalam menggunakannya seseorang hanya perlu membayar sesuai dengan apa yang ditagihkan (hingga nominal terkecil), nilai dalam uang fisik sangat terbatas dari segi nominal yang tersedia, nilai uang fisik yang saat ini tersedia khususnya di indonesia nominal terkecilnya adalah Rp 100 dan yang terbesar adalah Rp 100.000. Jika dalam e-money nominal uang terkecil bisa sampai dengan Rp 0.1, karena e-money ditulis dengan angka digital tidak dalam bentuk fisik seperti uang fisik (Kertas / koin) pada umumnya.

Namun disamping kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan e-money, terdapat pula ancaman keamanan misalnya peretasan untuk tujuan merampok secara digital. Bisa dibilang sistem uang elektronik atau e-money saat ini sudah cukup aman tapi juga masih terdapat celah keamanan (bug) yang dapat dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mencuri atau merampok uang seseorang secara digital. 

Walau demikian ancaman tersebut berlahan mulai dapat dikendalikan karena sistem keamanan uang elektronik atau e-money sudah semakin membaik. Salah satu contoh sederhana e-money di indonesia adalah pulsa yang ada pada kartu sim card polsel, pulsa adalah data angka digital dari nominal nilai uang yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara digital misalnya membeli paket telfon, sms, atau quota internet. Contoh lainnya adalah dalam penggunaan kartu debit (ATM) / kredit, e-toll, e-ticket, kartu anggota (member card), perangkat NFC, aplikasi seluler (Smartphone), dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana dampaknya terhadap perekonomian suatu negara dalam hal ini indonesia dengan penerapan e-money yang semakin meluas dikalangan masyarakat? Dampak pertama yang didapat dari sistem e-money ini adalah penurunan jumlah uang fisik dalam masyarakat karena jumlah penggunaan e-money meningkat, dalam penggunaan uang fisik negara perlu mencetak uang dalam bentuk fisik (kertas / koin) menggunakan “kertas uang atau logam” yang mana bahan baku tersebut juga harus dibeli dengan harga yang mahal karena kualitasnya yang baik. Penggunaan e-money juga memiliki dampak terhadap kesiapan indonesia yang sedang bersiap menyambut era revolusi industri 4.0, yang mana akan lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital.

Baca juga: Revolusi Industri 4.0.

Dalam memproduksi uang fisik dapat dikatakan “terlalu banyak modal” yang harus dikeluarkan oleh negara sehingga uang elektronik atau e-money diharapkan dapat menjadi solusi terhadap pengeluaran biaya biaya tersebut. Dalam kajian “teroritis” penurunan permintaan jumlah uang fisik suatu negara juga berdampak terhadap penurunan suku bunga dalam pasar uang, hal tersebut dikarenakan masyarakat sudah mulai beralih menggunakan pembayaran non tunai (uang digital) atau e-money dan menyimpan uang-uang mereka pada bank dimana mereka menjadi nasabahnya (Sumber: kemenkeu.go.id).

Manfaat lain yang didapat dari penggunaan e-money adalah mengubah budaya “menunggu” atau antre saat melakukan transaksi karena masih menggunakan sistem manual dan menggunakan uang fisik belum lagi tentang uang kembalian yang kadang “tidak ada” lalu ditukar dengan permen, budaya ini akan “musnah” jika menggunakan transaksi e-money.
Dalam realita yang terjadi sekarang ini penggunaan e-money sudah sangat praktis, efektif, evisien, dan aman. Karena smartphone sekarang pun sudah dapat digunakan untuk bertransaksi secara online dan diawasi oleh otoritas jasa keuangan negara (OJK), banyak sekali aplikasi aplikasi yang bertebaran di pusat perbelanjaan aplikasi smartphone yang menawarkan keunggulannya masing masing dalam menyediakan fasilitas e-money. 

Penggunaan e-money pun telah diatur dalam peraturan Bank Indonesia Nomer 18/17/PBI/2016, E-money, dalam peraturan ini disebutkan bahwa dalam menggunakannya (e-money) pengguna / pemegang perlu menyetorkan nilai (uang) kepada penerbit lalu nilai uang tersebut akan disimpan dalam media penyimpanan (server / chip) dan selanjutnya e-money siap digunakan untuk bertransaksi.

Penyedia layanan e-money di indonesia sudah sangat banyak dimulai dari layanan perbankan, operator telekomunikasi, ecomerce, transportasi online, startup digital finansian technology (fintech), dan sebagainya yang memiliki fasilitas e-money sebagai sarana transaksi nasabah / penggunanya (Sumber: kemenkeu.go.id).

- ky

Beri Komentar

Ingin berlangganan?

Notifications

Disqus Logo